Minggu, 03 Mei 2009

Persembahan dari Kami, Untukmu...

Mungkin selama ini
Tangan-tangan tidak selalu tergenggam erat
Namun, tetaplah sulit bagi kami
Untuk lepas dan pergi

Baik dan buruk pun selalu mengiringi
Di mana dendam dan air mata membayangi
Tapi masih adakah secercah harapan?
Untuk nama kami terukir di dalam kalbumu

Mungkin kami di sini hanya menambah gores hatimu yang sudah renta
Menambah perih hidupmu yang penuh luka
Tapi... Maafkanlah kami...
Untuk terakhir dan untuk pelepas kepergian kami

Tak terhitung sudah, kami kecewakan hatimu
Tak terhitung sudah, kami abaikan nasihatmu
Namun engkau tetap sabar dan selalu kembali
Datang dan bimbing kami

Sungguh besar dosa kami padamu guru
Sungguh banyak hutang kami adamu
Dalam hati ini, begitu ingin kami balas semua jasamu
Tapi apakah daya kami?
Apalah yang dapat kami perbuat, guru?

Hanya maaf dari kami9 guru
Untukmu, untuk penghapus semua kesalahan itu
Terima kasih untukmu
Untuk semua jasamu
Yang tak mungkin dapat kami balas.

Sabtu, 02 Mei 2009

The First of Geeky

Jamrud di atas pelipis tua tua
indah tak berbentuk
hijau tak berwarna

menyusun
bertatak-tatak
tak roboh
berlekuk-lekuk

tipis tersungging
tertangkuplah tangan
siap sedia dipersembahkan
untuk puan tempat persuntingan

Sabtu, 11 April 2009

Inginku

Aku tak ingin hidup
jika masalah yang ku dapat.

Aku tak ingin cinta
jika derita yang ku rasa.

Karena yang ku tahu
hidup itu cinta
sebuah rasa yang suci
sesuatu yang indah tanpa cela.

Jika 'Tidak' Tak Ada

Aku akan berjalan terus bagai berlari
Di hutan belantara yang berduri
Kakiku berdarah, tapi aku tak bisa peduli
Karena aku tak punya cukup 'tidak' untuk berhenti

Pabila 'tidak' atau tanpa 'tidak' adalah sama
Bagaimana aku harus berkata?
Dan jika itu benar adanya
Mungkin aku harus belajar untuk merasa.

Karena hidup adalah pilihan
yang dicapai dengan keinginan.
Mungkin ku akan jatuh beribu kali sebelum sampai
Tapi kenapa aku harus berhenti?
Bukankah aku bisa berlari?
Ke sana, ke ujung langit yang ku cari!

Pelarian

Mengapa sesuatu terasa begitu indah?
Padahal aku tahu itu semua semu.
Sebuah pelarian,
dari masalah hidup yang selalu mengejarku.

Salah memang
Tapi hanya itu yang mampu ku lakukan
Aku tak mungkin bisa diam
Karena aku sudah berada di ujung jurang kehancuran.

Takdir memang tak pernah bisa dilawan
aku mencoba
dan aku terpuruk
terjatuh
dan terlindas.

Apa yang mesti ku lakukan?
Bukankah aku hanya ingin hari esok yang lebih baik?
Bersamanya.